Presiden Prabowo Subianto menyatakan kesiapan Indonesia untuk membantu Myanmar dan Thailand yang dilanda gempa bumi dahsyat berkekuatan magnitudo 7,7 pada Jumat, 28 Maret 2025. Pernyataan tersebut disampaikan melalui akun media sosial X miliknya, menawarkan bantuan hingga upaya pemulihan tuntas di wilayah terdampak.
Presiden menyampaikan belasungkawa terdalam atas bencana ini dan mendoakan rakyat kedua negara. Namun, cuitan tersebut menuai beragam reaksi dari masyarakat Indonesia. Banyak warganet yang menyoroti kondisi dalam negeri yang masih bergejolak pasca pengesahan UU TNI.
Kritik tajam dilayangkan warganet melalui kolom komentar. Mereka mempertanyakan prioritas pemerintah, mengingat permasalahan domestik seperti ketidakpuasan publik terhadap UU TNI dan demonstrasi yang berujung pada kekerasan.
Beberapa komentar warganet antara lain mempertanyakan apakah Indonesia memiliki cukup dana untuk memberikan bantuan mengingat kondisi keuangan negara. Ada juga yang memprotes kurangnya perhatian pemerintah terhadap permasalahan dalam negeri, seperti penindakan keras terhadap demonstran.
Salah satu warganet bahkan mempertanyakan sikap Presiden Prabowo yang memberikan belasungkawa dan menawarkan bantuan kepada negara lain, sementara rakyat sendiri mengalami kekerasan dalam aksi demonstrasi. Hal ini dinilai sebagai ironi dan ketidakpedulian terhadap permasalahan di dalam negeri.
Dampak Gempa Bumi di Myanmar dan Thailand
Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,7 mengguncang Myanmar pada Jumat, 28 Maret 2025, sekitar pukul 13.00 waktu setempat. Episentrum gempa berada 13 km di utara-barat laut Kota Sagaing, dan getarannya terasa hingga ke wilayah tengah dan utara Thailand, termasuk Bangkok.
Gempa utama disusul gempa susulan berkekuatan magnitudo 6,4 hanya 12 menit kemudian. Bencana ini mengakibatkan kerusakan infrastruktur yang signifikan di Myanmar dan Thailand.
Di Myanmar, sedikitnya 144 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka. Kerusakan infrastruktur cukup parah, termasuk runtuhnya Jembatan Old Sagaing yang memutus akses antara Mandalay dan Sagaing. Pemerintah Myanmar telah menetapkan status darurat bencana.
Sementara itu di Thailand, gempa menyebabkan runtuhnya sebuah gedung pencakar langit di Bangkok, menewaskan sedikitnya 6 orang dan menyebabkan 117 orang lainnya terjebak atau hilang. Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, segera mengumumkan status darurat di Bangkok dan memerintahkan operasi tanggap darurat.
Tanggapan Internasional
Selain Indonesia, sejumlah negara lain juga telah menyatakan kesiapan untuk memberikan bantuan kepada Myanmar dan Thailand. Bantuan tersebut meliputi tim penyelamat, bantuan medis, dan bantuan logistik. Komunitas internasional turut prihatin dan berharap agar kedua negara dapat segera pulih dari bencana ini.
Analisis Situasi Politik Dalam Negeri Indonesia
Reaksi publik terhadap pernyataan Presiden Prabowo mencerminkan kecemasan dan ketidakpuasan terhadap penanganan situasi politik dalam negeri. Pengesahan UU TNI yang menuai kontroversi menjadi pemicu utama protes dan demonstrasi.
Demonstrasi yang berlangsung di berbagai daerah seringkali berujung pada kekerasan dan penindakan keras dari aparat keamanan. Hal ini semakin memperkuat persepsi publik tentang ketidakadilan dan kurangnya perhatian pemerintah terhadap aspirasi rakyat.
Peristiwa ini menunjukkan pentingnya keseimbangan antara kepedulian terhadap bencana internasional dan penanganan masalah domestik. Pemerintah perlu menunjukkan komitmen nyata dalam memperbaiki citra dan kepercayaan publik terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil.
Ke depan, pemerintah harus lebih transparan dan responsif terhadap aspirasi rakyat. Komunikasi yang efektif dan penanganan konflik yang adil sangat krusial untuk mencegah terulangnya peristiwa serupa dan memperkuat kepercayaan publik.